Essai



Media Masa Dalam Membentuk Civic Culture

Semenjak kepemimpinan BJ Habibie, sarana telekomunikasi mulai menemukan titik terangnya. Melalu program tranformasi teknologi, pemerintah Indonesia berencana untuk mulai membangun bangsanya yang telah terpuruk akibat krisis moneter yang telah lalu. Transformasi Teknologi tersebut terdiri atas transportasi, pertahanan, pertanian dan berikutnya adalah komunikasi. Melalui cara inilah presiden B.J. Habibie dirasakan memberikan dan membuka ruang yang luas kepada masyarakat Indonesia untuk lebih meningkatkan sumber daya dibidang teknologi, salah satunya pada bidang  komunikasi, baik antara sesame warga Negara, antar warga Negara dan pemerintah, antar warga Negara dengan warga Negara asing, dan antar pemerintah Indonesia dan Negara lain. Hal ini dimaksudkan agar terjalain komunikasi yang kuat, sehingga informasi – informasi berupa isu – isu terkini dengan mudah diakses oleh semua orang di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Munculnya masalah di dalam negeri tentu tidak lepas dari factor internal dan eksternal. Factor internal berupa kurangnya informasi dan ilmu pengetahuan, sehingga cara berpikir bangsa Indonesia masih mengikuti cara lama, kemudian akan mengakibatkan melemahnya sumber daya manusia Indonesia itu sendiri. Kemampuan berpikir masyarakat Indonesia menjadi tidak ter-asah, mematikan inovasi anak bangsa dalam rangka mewujudkan Indonesia yang sejahtera. Factor berikutnya adalah factor eksternal, disaat dunia mulai melakukan pergerakan menuju kearah yang disebut globalisasi, Indonesia yang masih dalam keadaan lemah, menjadi tambah lemah, karena tidak mampu mengikuti perkembangan dunia yang sudah mulai berjalan dan bahkan berlari di dalam pasar global. Namun setelah undang – undang pers diterbitkan, ternyata media massa yang berfungsi memberikan komunikasi berpengaruh kuat terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Dengan melihat berbagai situasi dan perkembangan dunia dan pemerintahan di Indonesia, masyarakat memulai langkah demi langkah menyiapkan cara untuk mengeksplore diri melalui ide-ide kreatif sesuai dengan perkembangan jaman dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, sehingga tidak salah langka. Suatu bangsa dikatakan kuat apabila memiliki informasi yang banyak dengan mengikuti perkembangan isu global.
Menurut ilmuan politik Amerika, Gabiel Almond dan Sidney Verba dalam bukunya the Civic Culture (budaya politik kewarganegaraan) menyatakan bahwa “budaya politik merupakan sikap individu terhadap sistem politik dan komponen-komponennya juga sikap individu terhadap peranan yang dapat dimainkan dalam sebuah sistem politik.” Kemudian Lary Diamond, ahli politik yang menekuni tentang perkembangan penelitian mengenai budaya politik sebagai keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentiment dan dialokasikan evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik nasionalnya dan peran dari masing-masing individu dalam sistem itu. Media massa merupakan salah satu bagian dari infrastruktur politik di dalam negeri. Media masa sebagai sarana public untuk menyerukan apa yang terjadi dan berkembang di dalam masarakat. Mulai dari bentuk dukungan maupun tuntutan. Masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak mengerti menjadi mengerti, yang awalnya pasif menjadi aktif, itulah peran dari media massa. Perilaku masyarakat yang apatis jauh lebih merugikan daripada masyarakat yang kontra terhadap pemerintah. Karena masyarakat yang apatis tidak mau melibatkan dirinya atau bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan, sehingga apa yang diharapkan pemerintah berupa input tidak akan terakomodir dengan baik. Apabila diteruskan, kebijakan yang dianggap baik oleh pemerintah ternyata tidak berdampak baik, akibat yang ditimbulkan tiba-tiba masyarakat mengalami kemunduran, karena pemerintah tidak memiliki bahan input untuk diproses dalam menghasilkan kebijakan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Oleh sebab itu, melalui media massa diharapkan mampu memberikan stimulus kepada masyarakat untuk tergugah hati dan pikirannya memikirkan nasib bangsa Indonesia. Di dalam suatu media massa  selalu memuat perkembangan masyarakat Indonesia dari seluruh nusantara, meliputi kawasan pedesaan, kawasan perkotaan, bahkan sampai ke daerah perbatasan. Semuanya terangkum menjadi satu ke dalam sebuah berita segar yang dimuat untuk dipublikasikan ke khalayak ramai. Sehingga setiap orang dari setiap daerah mengetahui situasi dan kondisi di luar daerahnya. Dan diharapkan dalam sekejap, suatu peristiwa akan tersebar, tinggal satu kali klik saja semua kejadian dalam negeri dan luar negeri akan terekspose sampai ke lapisan masyarakat paling bawah. Dan pada akhirnya semua tuntutan dari masyarakat, kondisi social yang terjadi, terpotret jelas dalam kerangka suatu berita.
Banyak sekarang orang berdemo karena mereka tahu kebijakan apa yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Program apa yang akan dikeluarkan oleh pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat, katanya. Tapi munculnya demo adalah sebagai indikasi pemerintah itu masih perlu memberikan alternative pemecahan yang lain, lebih inovatif dan langsung menyentuh masyarakat. Benar memang setiap kebijakan pasti akan menimbulkan suatu impact, tugas pemerintah adalah memperkecil impact tersebut dan meningkatkan rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah. Apabila pemerintah mampu menanggapinya dengan serius dan mau mendengarkan suara rakyat, maka kedepan pemerintah akan lebih dipercaya oleh masyarakat. Timbulnya gejolak masyarakat seperti itu adalah salah satu bentuk bahwa, masyarakat Indonesia sudah mulai kritis, sudah mengerti apa itu politik. Berawal dari budaya politik parokial yang terbatas orientasinya pada kognitif atributif bangsa, yakni hanya tahu siapa presiden Republik Indonesia, lagu kebangsaan bangsa Indonesia, mata uang Indonesia, Ibukota Republik Indonesia. Kemudian beranjak menjadi budaya politik subjektif berorientasi pada ikatan emosional antara like dan dislike terhadap suatu hal, misalnya ikatan persaudaraan suku yang kuat di Papua, masyarakat Islam di Aceh, sistem kesultanan di Jogjakarta, kemajuan berpikir masyarakat ibukota, dalam memilih seseorang yang akan memangku jabatan sebagai seorang pemerintah . Dan apabila budaya politik tersebut dikembangkan maka bangsa Indonesia seluruhnya akan masuk dalam kategori masyarakat berbudaya politik partisipatif, mulai menunjukkan perannya sebagai individu di dalam suatu sistem politk. Apabila ia menjadi bagian dari masyarakat, maka ia akan menempatkan posisinya sebagai infrastruktur politik yang berperan aktif memberikan input kepada pemerintah. Salah satunya caranya adalah melalui media massa, kemudian media massa tersebut menyiarkan beberapa siaran tentang diskusi mahasiswa, tokoh masyarakat dengan pemerintah daerahnya dll.
Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers, pada pasal 3 ayat 1 dijelaskan bahwa “Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan control social. Dilanjutkan dalam Pasal 4 ayat 3 “Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.” Media massa yang kita kenal sekarang sudah banyak berkembang dan bermunculan. Acara – acara yang ditampilkan pun sangat bervariasi, terkandung suatu muatan yang mampu mempengaruhi penikmatnya. Mulai dari acara anak – anak sampai dengan orang dewasa. Hal positif yang diharapkan disini adalah, bagaimana media masa mampu mengajak warga Indonesia khusunya, untuk selalu up to date dalam memperoleh suatu informasi, dan peristiwa terkini. Informasi tersebut tentunya dapat memberikan gambaran kepada seseorang tentang dampak positif dan negative yang ditimbulkan. Sedangkan peristiwa terkini mampu memberikan pengetahuan yang luas kepada seseorang sehingga nilai yang terkandung di dalamnya dapat menstimulus pemikiran dari seseorang untuk mampu memikirkan dan menganalisa mengapa hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana solusinya. Apabila masyarakat Indonesia banyak disuguhi tentang peristiwa dan informasi yang akurat, sudah barang tentu kedepan masyarakat Indonesia akan semakin kritis dan berpikir maju agar tidak kalah dengan kemajuan yang terjadi di dunia. Itulah sebabnya, media massa harus berjalan seiringan dengan perkembangan pemikiran bangsa. Di mana media massa memberikan tayangan-tayangan yang edukatif dan inovatif dalam meningkatkan kreatifitas sumber daya manusia Indonesia, peran serta masyarakat di sistem politik Indonesia, dan menyuburkan jiwa-jiwa nasionalisme untuk bersama-sama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar